Minggu, 22 September 2019

AKSARA : (...)

Posted by annisa ratu aqilah at 9:37:00 PM

Dahulu, aku menulis untuk melepaskan semua kesedihan, membagikan kebahagiaan, menebarkan benih-benih kebaikan yang mungkin suatu saat nanti dapat kupetik hasilnya.

Dahulu, menulis adalah pelarianku. Seribu puisi dapat kutuliskan, beratus cerpen dapat kuceritakan, berpuluh-puluh prosa penuh rasa dapat kutorehkan.

Tapi semenjak ada kamu...
Dan mereka

Aku merasa tak butuh menulis apapun
Tersebab bagiku hari-hari terasa penuh, kadanh bahagia, kadang bersedih, tapi aku bersyukur untuk itu. Karena kalian milikku, atau lebih tepatnya dipinjamkanNya kepadaku.

Aku tak butuh rangkaian kata dan kalimat panjang lebar untuk melukiskan perasaan bersama kalian, sebab tak akan ada perwakilan kata maupun kalimat untuk itu.

Namun, saat ini, semakin hari dan semakin kuberpikir...
Mungkin saatnya aku kembali menulis lagi tentang kalian.

Kelak jika kita tak lagi bersama, tulisanku dapat membuat kalian ingat kepadaku. Cukup ingat kepadaku.

Aku tak menuntut apapun lagi kecuali kebahagiaan untuk kalian.
Aku tak mengharap apapun lagi kecuali keselamatan untuk kalian.

Aku tak meminta apa-apa lagi karna telah memiliki kalian.

Dan aku berdoa, dapat bertemu kalian kembali, dipertemukan lagi, dipersatukan lagi.

I love you infinity, my dearest husband and my childrens.

Selasa, 23 Juli 2019

DIMSA : Outcast Tree

Posted by annisa ratu aqilah at 8:04:00 PM

Perjumpaan.

Jika kita mengalami perjumpaan dengan masa lalu, ada satu kata yang pantas diucapkan : terimakasih.

***

Masa lalu itu kemarin kembali menemuiku. Ketika kenangan tiba-tiba datang dan berkata, "Apa kabar?"

Aku tersentak sejenak dengan senyum manis getir.

"Aku baik, denganmu atau tanpamu".

***

Masa lalu mengajariku bersyukur dan menerima. Jika suatu ketika pilihan yang telah ditetapkan terasa berat dilalui, waktu yang perlahan akan memberikan senyuman kebahagiaan.

Kita hanya perlu berikhtiar dan terus berprasangka baik pada Tuhan.

***

Namun adakalanya, perjumpaan singkat dengan masa lalu membuatku cemburu.

Aku merasa jauh tertinggal dalam segala hal, kemudian penyesalan menggodaku untuk mengeluh dan menggerutu.

"Seandainya aku dulu tidak begini dan begitu"

***

Itulah aku.
: Kemarin saat bertemu denganmu. Bayanganku, masa kecilku, diriku sendiri.

Aku yang memilih untuk pergi dari rumah menjadi santri, aku yang memutuskan untuk angkat bicara saat semua orang bungkam, aku yang mengambil jalan berbeda dari mereka, aku yang kemudian jatuh cinta dan berusaha untuk melepaskan semuanya.

Seandainya aku tak harus angkat bicara. Seandainya aku hanya mengambil langkah diam tanpa perlu dengan lantang membela. Aku tak akan sampai pada titik seperti saat ini.

Aku tak akan kehilangan kepercayaan diri sebagai seorang sahabat, tak akan melepaskan kenangan indah yang bahkan masih kau kenang, dan tak akan melewatkan orang-orang yang kusayang.

Seandainya aku tak membela apa yang justru pada akhirnya tak membelaku. Aku tak perlu bersusah payah bangun dari jatuh yang mendalam. Aku tak perlu mengalami mimpi buruk setiap malam dan aku tak perlu meratapi hidupku dengan ketakutan.

Seandainya aku tak memilih jalan itu, seandainya aku tak mengambil keputusan itu, maka tak akan ada aku yang seperti saat ini.

Berandai-andai tak akan pernah usai.

***

Tulisan dan ratapanku tak akan pernah selesai. Hatiku justru akan bertambah menderita, sedangkan aku tak bergerak untuk bangkit dan mengatakan,

"Selamat tinggal kesedihan"

***

Terimakasih telah datang, masa lalu.
Kamu sedikit menghibur hatiku yang diam-diam merindumu. Aku bahkan tak ingat sama sekali kenangan saat itu, namun bersamamu walau sesaat, membuat hatiku kembali hangat.
Aku masih memiliki sahabat dan semua yang terjadi adalah untuk membuatku makin taat.

***

Terimakasih telah memilihku masa lalu dan terimakasih telah mempercayaiku, wahai Dzat yang maha Kuasa atas segala peristiwa.

***

Aku memilih berhenti untuk mengatakan seandainya, sebab kata itu hanya menjadi sebuah bukti nyata bahwa aku masih terluka dan hatiku belum rela.

Terimakasih masa muda. 🖤

*(outcast tree : pohon terbuang, sebatang pohon yang masih terus tumbuh di suatu tempat. Seperti kenangan masa lalu, ada hal-hal yang sengaja kita lupakan, namun sebenarnya masih terus tumbuh di sudut memori. Ada waktu kita kembali mengunjungi pohon itu, untuk sekedar mendamaikan diri di dalam sunyi. Pohon itu akan tetap di sana, tumbuh, mati karna tua, atau tergusur perjalanan waktu, seperti masa lalu)

(To be continue...)

Selasa, 21 Mei 2019

INSIGHT : prasangka

Posted by annisa ratu aqilah at 1:26:00 AM

Tidak banyak orang yang mampu melihat segala hal lebih dalam. Mengkaji sesuatu lebih teliti, dan memberi keputusan dengan hati hati.

Tidak banyak orang yang mampu mendengar dengan sabar, memilah suara suara mana yg seharusnya didengarkan, dan bijaksana dalam memberi jawab dan tanggapan.

Tidak banyak orang yang mampu menghadirkan hati. berbicara dengan hati, melihat dengan hati, dan berhati-hati dengan hati.

***

kita hanya melihat permukaan dari laut, menikmati hamparan biru samudra dan riak-riak ombak tepi pantai.

kita hanya melihat langit luas, gunung dengan payung payung awan, dan hamparan hijau pepohonan

Kita hanya melihat sebatas apa yang mampu kita lihat dan mendengar sebatas apa yang ingin kita dengar.

Jika baik, maka kita memujinya
Jika buruk, maka kita mencelanya.

***

terkadang kita...

Memiliki keingintahuan besar dan berani melakukan apa saja untuk mencari kebenaran.

Kita semakin banyak melihat, semakin banyak mendengar, entah itu dari sumber yang salah atau benar.

dan kita merasa lebih baik.
Lebih mengerti.
Dan lebih berani.

Berani untuk memberi kesimpulan.
Berani untuk memberi tanggapan.
Berani untuk menilai.

***

Tapi sedalam apapun samudra, tak ada manusia yang mampu menyelam sampai dasar.

Setinggi apapun puncak pesona alam yang mampu ditaklukkan, masih banyak rahasia alam yang masih tersimpan.

***

Terkadang, ada rahasia yang tak perlu terungkap, kebenaran yang tak butuh penjelasan, dan perasaan yang harus dijaga.

sepandai apapun kita menggali kebenaran, mengungkap rahasia, dan menjaga perasaan...

: kita bukan dia, dia bukan mereka, kita bukan mereka, bahkan kita juga berbeda.

Jadi...
Usailah, tak perlu berprasangka.


Selasa, 26 Februari 2019

INSIGHT : One More Time

Posted by annisa ratu aqilah at 6:04:00 PM

One more time..
Setiap kali rasa putus asa, kekecewaan, kesedihan, lelah, dan semua hal negatif datang, aku hanya berusaha meyakini, untuk mencoba sekali lagi, berdiri.

One more time..
Mungkin setelah ini, keberhasilan akan datang, kebahagiaan akan kudapatkan. Aku hanya perlu mencobanya sekali lagi.

One more time..
Aku juga tak pernah tahu, kapan ini akan menjadi usaha terakhir. Entah karena aku yang tak bisa melakukannya lagi atau kesempatan yang tak hadir kembali. Setidaknya, selama Allah Maha Baik memberiku kesempatan untuk berbenah, one more time, just one more time..

***

 

ANNISA RATU AQILAH Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez