Rabu, 05 September 2018

fragmen : LELAH YANG BERKAH

Posted by annisa ratu aqilah at 4:12:00 AM

Pernahkah engkau merasa begitu lelah dan kehilangan arah menjalani kehidupan?
Pernahkah engkau merasa hidup seolah berjalan biasa saja, kosong, tanpa warna?
Pernahkah menyesal dengan pilihan masa lalumu?
atau…
Pernahkah berpikir untuk mengakhiri hidupmu?

***

Kehidupan setiap manusia telah digariskan bahkan sebelum kelahirannya di dunia : termasuk kita. Setiap dari kita telah memiliki porsi umur, jodoh, dan rezeki masing-masing. Ada yang hidup berkecukupan seolah tanpa kekurangan. Ada pula yang terlahir kurang sempurna di keluarga tak berada. Ibarat hidupnya sudah jatuh tertimpa tangga.

Seperti itukah? Tidak.

Hidup memang sudah digariskan, namun takdirNya bukan berarti membuat kita enggan berusaha. Menyerah sebelum berperang, pasrah sebelum berjuang.

“Allah sesuai prasangka hambaNya”

Manusia adalah ciptaanNya yang paling sempurna. Anugerah akal diberikan agar kita memakai nalar dalam setiap tindakan, berpikir sebelum melakukan. Tujuannya hanya satu, mencari keselamatan di dunia agar dapat menperoleh tiket ke surgaNya.

Jadi, kebahagiaan dalam hidup bukan terletak pada seberapa kaya seseorang atau seberapa tinggi  pangkat dan jabatan. Namun, kekayaan sejati adalah kekayaan yang bersumber dari akal dan hati.

Orang kaya tak selalu hidup bahagia. Orang miskin tak berarti hidupnya penuh duka. Itu semua tergantung dari sudut pandang dan cara penglihatan kita. Ibarat melihat dengan kacamata kotor, maka yang terlihat akan tetap kotor. Bersihkan dulu luka hati dari segala penyakit hati. Hati yang bersih akan menuntut akal untuk berpikir jernih. Lalu pada akhirnya, kejernihan hati dan akal akan mampu menghilangkan buruk sangka. Prasangka buruk yang membuat kita seringkali berpikir sungguh enaknya memiliki rumput lebih hijau seperti milik tetangga.

***

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Karenanya, kita dapat memilih untuk mencari atau menciptakan. Rumput tetangga yang terlihat lebih hijau menurut pandangan kita, belum tentu sama hijaunya menurut pandangan orang lain. Kehidupan seseorang yang tampak indah menurut kita, belum tentu terasa indah menurut orang lain. Mungkin saja, seseorang itu lebih pandai menciptakan kebahagiaan walau kehidupannya selalu terhimpit kesulitan. Mungkin saja, seseorang itu lebih tinggi ilmunya dalam bersyukur, meskipun hidupnya terasa hancur lebur.

“Allah tak membebani seorang hamba melebihi batas kemampuannya”

Maka setiap kesedihan, cobaan, dan lelah yang kita rasakan, sejatinya hanyalah sementara. Seperti hitam yang bersanding dengan putih, hidup tak akan selalu penuh air mata kepedihan, namun juga kebahagiaan. Hidup adalah perputaran waktu seperti roda. Kadang di atas, terkadang di bawah.




 

ANNISA RATU AQILAH Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez