Sabtu, 09 Maret 2024

33 DAYS : TANGGA-TANGGA SEDEKAH

Posted by annisa ratu aqilah at 9:53:00 PM

Bismillah...
Semua berawal dari sebuah paket ceria Ramadan milik anak-anak. Salah satu isinya adalah selembar jurnal sedekah Ramadan. Hal yang biasa kan? Bukankah memang sedekah di Bulan Ramadan itu pahalanya berlipat-lipat (?)

Sejak Jumat kemarin, sama seperti tahun lalu, infaq anak-anak yang biasanya hanya sekali dalam seminggu berubah menjadi Senin sampai Sabtu. Hal biasa juga kan? :)

Bukan menjadi sebuah rahasia jika saat Ramadan, kita sebagai umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Berharap dengan demikian, kita akan 'terlahir' kembali menjadi pribadi yang lebih baik setelah melakukannya secara rutin selama 30 hari. 

Kemarin juga, Allah menggerakkan jari ini untuk berhenti pada sebuah post di Instagram. Sepuluh Prinsip Hidup Orang Jepang yang Perlu Kamu Ketahui. Begitulah judulnya. 

Salah satu dari sepuluh prinsip itu adalah Kaizen. Dalam bahasa Jepang, kaizen adalah kata yang berarti perubahan menjadi lebih baik dimana filosofi ini mengarah pada pribadi seseorang.

Kita diajak untuk berusaha terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas di semua tingkat. Kita diminta untuk berkembang dan belajar evaluasi secara terus-menerus. Semisal berkomitmen akan olahraga atau menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Mulai dari hal kecil dan dilakukan dengan konsisten untuk mendapat perubahan.

Dengan kata lain, konsep ini menanamkan kebiasaan yang diinginkan, dan meningkatkan efisiensi dan fungsionalitas dalam kehidupan pribadi sehari-hari.

Pada kesempatan yang berbeda ketika sedang mengikuti kelas tafsir, salah satu pembahasannya berkaitan dengan adab berinfaq dan sedekah. 

Begitu penting dan hebatnya amalan sedekah sampai Allah membahasnya dalam ayat-ayat yang sangat panjang dan detail. Berawal dari Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 261 sampai ayat 274.

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ 

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

Membaca dan mendengarkan tafsir ayat ini saat itu, hal pertama yang teringat adalah sosok seorang guru saat aku masih di Sekolah Menengah Atas. Guru pelajaran fiqih bernama Bu Miatu Habbah. Nama yang langka, bukan? Saat itu Beliau sempat bercerita makna dari namanya yang saat itu kupikir...biasa saja :)

Sekarang aku mulai memahami keindahan dari nama itu. Nama yang diambil dari ayat yang mengisahkan keindahan dari amalan bersedekah. Sebuah amalan yang memiliki banyak tingkatan. Sebuah amalan yang meskipun sama-sama kita lakukan, pahalanya dapat berbeda-beda. Bukan hanya tentang keikhlasan, tapi juga cara dan siapa yang mendapatkan manfaat dari sedekah yang kita berikan. 

Amalan yang terbaik adalah amalan yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten meskipun itu terlihat sangat sederhana untuk dilakukan. Tanpa memberi batasan pada kuantitas, jika memang mampu, tentu saja itu lebih baik. Namun, jika tidak, Allah Al 'alim Maha Mengetahui setiap perbuatan hamba-hambaNya. Dia Maha Adil dan Maha Bijaksana. Maha Sempurna Dzat dan sifatNya. 

Mengambil hikmah dari beberapa hal yang aku alami akhir-akhir ini. Kembali diingatkan untuk lebih rasional dan mindful dalam menentukan skala prioritas dan target. Hal yang dulu aku anggap sederhana, nyatanya dapat menjadi salah satu kunci surga jika dilakukan sesuai dengan adabnya. Maka benar jika adab adalah hal yang paling utama harus dipahami sebelum ilmu. Memiliki ilmu sedekah tanpa adab yang benar dapat menenggelamkan kita pada riya' dan kesombongan. 

Kita tidak tahu amalan mana yang akan membawa dan menolong kita kelak di Yaumul Hisab. Oleh karena itu, selama masih ada kesempatan untuk melakukan, ikhtiarkan dengan maksimal dan sebaik-baik amalan. 

Istiqomah.
Satu kata yang terlihat sederhana seperti kata sedekah, tapi sulit dilakukan, tersebab pahalanya juga sangat amat besar. 

Al-Baqarah 2 :  274

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 

Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah..
Allah Al Huda memberikan petunjukNya.
Memberikan makna bahwa sedekah hakikatnya tak sekedar tentang rupiah. Banyak hal yang lebih harus diperhatikan agar pahala yang didapatkan bukan sekedar mengharapkan nikmat dunia.

Masya Allah.. indahnya sebuah ilmu yang didahului dengan adab. Nikmatnya sebuah amalan yang didasari oleh kefahaman. 

Semoga kita dapat menjalankan ibadah Ramadan ini dengan penuh hikmah dan Istiqomah hingga Hari Kemenangan, terus berkelanjutan sampai akhir kehidupan. 


❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀❀

والله أعلم با لصواب. و الله المستعان



 

ANNISA RATU AQILAH Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez